Monday, February 2, 2009

Brokenhearts Community

PERKENALKAN namaku Electric. Anda tak perlu bertanya kenapa harus itu jadi namaku. Toh, aku sendiri juga tak tahu kenapa nama itu bisa kupakai dan kukenalkan kepada banyak orang, terutama di komunitas kecil, di mana orang-orangnya hanya kukenal lewat nama, tapi tak pernah kulihat wajah mereka.


Walau begitu, di komunitas kecil ini, yang “hidup” di sebuah ruang yang aku tak bisa gambarkan seperti apa bentuknya, karena memang tak punya wujud, kami berteman akrab, saling menyapa, berbagi keluh kesah, bahkan saling jatuh cinta.

Aku, yang tak pernah melihat wajah-wajah temanku itu, coba mengidentifikasi mereka lewat kata-kata yang “diucapkan” atau tepatnya dituliskan di ruang hampa tempat kami rutin bertemu tiap hari. Sebagian dari identifikasi semiotika terhadap teman-temanku itu, benar adanya. Setidaknya mendekati kebenaran.

Dengan begitu, keisengan ini, telah ikut membantu membuktikan kebenaran pendapat ahli komunikasi Dr Deddy Mulyana MA, dosen yang aku kagumi kesederhanaan dan kepiawaiannya. Dr Deddy, yang punya buku “Menjadi Muslim di Amerika”, pernah bilang: pilihan kata dalam berkomunikasi adalah cerminan watak dan karakter seseorang. Maksudnya, seseorang boleh saja bilang ia demokratis dan tidak otoriter, tapi kalimat-kalimat tertentu yang diucapkan dan dituliskannya secara konsisten saat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya bisa dijadikan identifikasi watak yang sesungguhnya, demokratiskah atau otoriterkah.

Aku tak pernah tahu sejarah pasti siapa penemu ruang hampa tempat kami rutin berkomunikasi hingga lahirlah komunitas kecil ini. Ruang hampa ini dan komunitas seperti yang kami miliki ini bukan satu-satunya di dunia. Ada ribuan bahkan mungkin jutaan. Ia sangat mudah diciptakan. Dengan memiliki komunitas hampa ini, sesungguhnya aku punya dua dunia.

Dunia pertama adalah dunia nyata: tempat aku bertemu teman-teman yang senyum dan kemarahannya bisa kutangkap dengan mata telanjang; dimana pilihan kata mereka bisa kudengar dengan telinga; tempatku mendengarkan kuliah-kuliah dosen dari yang memukau hingga yang benar-benar menjemukan; tempatku bisa berutang kepada teman-teman di kampus dan di tempat kos jika duit kiriman orang tua sudah habis sebelum waktu yang semestinya.

Satunya lagi, ya dunia maya: dunia di mana aku hanya bisa meraba kejujuran seseorang lewat kata-kata yang ditulisnya. Dunia tanpa intonasi, tanpa mimik, tapi tetap punya emosi.

***
SEMUA bermula di sebuah warnet kecil di Jalan Titimplik Bandung, awal tahun 2000. Ketika itu, jagad internet, yang baru memasyarakat di Indonesia, disibukkan dengan rumor bakal runtuhnya sarana komunikasi terbaru tersebut karena perubahan abad, dari abad 20 ke 21 atau dikenal dengan istilah Millenium Bug.

Isu yang beredar mengatakan, perangkat keras dan lunak yang terpasang di komputer, pada saat itu, tidak bisa membaca perubahan tarikh dari digit 199... menjadi 200.... Ternyata rumor itu hanya bohong belaka. Penggunaan internet justru makin meluas. Pasar warnet, di Bandung misalnya, pada awal milenium itu tumbuh subur. Di seputaran Haur Mekar dekat Kampus Universitas Padjajaran saja, ada puluhan warnet baru berdiri.

Di tengah kemeriahan dan kegilaan terhadap internet itulah, kesibukan bergeliat di rumah kontrakan mungil di Jalan Titimplik, Bandung. Ruang-ruang yang kusam dicat ulang. Dinding diberi warna krem, biar terlihat luas dan cerah. Kusen-kusen dari kayu yang mulai lapuk dimakan rayap dilapis warna hijau. Komputer baru berdatangan, semua ada sembilan unit, sepuluh dengan server. Untuk menjaga privasi pelanggan, masing-masing komputer disekat dengan tiang besi yang ditutup kain motif kotak-kotak kuning dan hijau. Mirip kemeja flanel yang banyak dijual di Toko Alpina, toko penjual perlengkapan naik gunung paling populer di Bandung.

Akhir Januari 2000, warnet ini beroperasi, bersaing dengan para pendahulu. Ia diberi nama JumperNet, dengan logo sebuah panah warna merah melingkari bola dunia warna biru muda. “Kelak warnet ini akan melompat meninggalkan pesaingnya,'' kata Riki, sepupuku yang mengilhami kelahiran warnet ini. ''Makanya, namanya Jumper.'' Satu jam tarifnya Rp6.000 plus teh botol.

Beroperasinya JumperNet juga menandai hadirnya dunia lain dalam kehidupanku. Hari-hari, dari pagi ke pagi, dari malam ke malam, aku ada di sini. Bertahan di depan layar komputer sambil mendengar lagu-lagu dari Radio K-Lite, radio milik PT Telkom yang menyajikan lagu-lagu easy listening sepanjang hari. Aku menemukan begitu banyak keasyikan dalam internet. Chatting terutama. MiRC adalah wahana ngobrol di internet paling ramai sejagad.

Skripsi, sebuah kewajiban dari dunia nyataku, yang sudah kujalani sejak setahun sebelumnya, tak kusentuh lagi. Catatan-catatan koreksi dosen pembimbing hilang entah kemana. Komputer Acer Aspire di kamar kos yang menyimpan semua file-file hasil penelitian tak pernah kuhidupkan lagi. ''Nggak ada internetnya. Nggak seru,'' kataku setiap kali memandang komputer yang dibelikan ayahku tahun 1996 itu.

Di dunia baru ini, aku makin jauh tersesat. Hingga suatu hari terdampar di situs www.lovemail.com. Situs ini segmennya adalah para remaja. Warna ungu mendominasi desain halamannya. Selain menyediakan fasilitas email, juga ada ruang ngobrol (chat room). Untuk bisa masuk ke chat room, pengunjung harus daftar untuk dapat email dulu. Chat roomnya dibagi lagi dalam beberapa kelompok. Ada chat room Indonesia, Malaysia, Filipina dan beberapa lainnya. Brokenhearts adalah chat room yang paling sepi pengunjungnya. Malah kadang tak ada orang di sana.

Pertama kali aku bertemu pengunjung dengan nickname Starlight. Ia mengaku dari Thailand. Tapi Starlight tak mau kasih tahu jenis kelaminnya, apakah perempuan atau laki-laki. Ia selalu bilang kalau ia hermaprodhite, atau makhluk dengan dua jenis kelamin. Setelah seminggu rutin ngobrol di situ, Starlight mau juga buka kartu. ''Karena aku mulai percaya sama kamu'' kata dia memberi alasan. Menurut Starlight, ia sudah menyinggahi banyak tempat chatting di dunia maya. ''Kebanyakan isinya para penipu. Mereka cuma ingin cybersex,'' katanya. Starlight adalah seorang perempuan, tinggal di Chiangmai, bekerja sebagai staf administrasi di Unversitas Negeri Chiangmai.

Starlight mengirimkan fotonya lewat email, wajahnya mirip campuran Jepang dan Asia Tenggara, mengenakan kacamata berbingkai tebal. Starlight ngotot minta agar aku juga kirim foto diriku. Bertukar foto lewat email, setelah berkenalan di chat room, adalah hal lazim bahkan wajib pada masa itu.

Tapi sumpah demi Tuhan, aku tak punya koleksi foto. Dokumentasi hidupku terbilang kacau. Hanya ada foto 3x4 yang dicetak saat mendaftar masuk perguruan tinggi tahun 1995. Tapi tak mungkin aku mengirim itu. Akhirnya aku mengirim foto BJ Habibie, presiden Indonesia yang digulingkan lewat sidang umum MPR 1999. Foto itu aku download dari sebuah situs berita. Starlight tak percaya dengan foto yang kukirim itu. ia marah-marah.

“You are too old to be here,'' katanya mengomentari foto Habibie itu.

“But i'm too smart to chat with you. I was a president'' kataku hehe.

Sejak hari pertama kenalan hanya aku dan Starlight yang rutin berkunjung ke Brokenhearts. Tapi, gara-gara foto Starlight puasa bicara. ''Aku ditipu oleh orang yang aku kira bisa dipercaya,'' katanya. Starlight orangnya sangat reaktif dan moody. Ia bisa begitu gembira dan amat ramah, namun bisa berbalik seketika jadi sosok yang sangat sensitif dan pemarah.

Setelah seminggu berdiam diri, ia akhirnya mulai ngobrol lagi. ''Kamu saya maafkan,'' ujarnya. Di Brokenhearts kami ngobrol dari pagi hingga malam. Setiap hari. Perlahan pengunjung mulai ramai, ada Cheris dan Trish, dua perempuan Filipina yang selalu ceria. Mereka adalah mahasiswa kedokteran di Manila. Menyusul kemudian Blade dari Malaysia. ''I'm Malay, but Christian,'' begitu Blade selalu mengidentifikasi diri. Lalu ada Skate dari Jakarta, penggemar skateboard kuliah di Akademi Transportasi Trisaksi. Ada juga Ryanne, lelaki keturunan India yang tinggal di Singapura dan suka merajuk. Ia naksir berat sama Starlight. Inilah generasi pertama Komunitas Brokenhearts.

Meski sama-sama terdampar di sebuah ruang bernama Brokenhearts, tapi tak satupun di antara anggota komunitas yang mengaku masuk ke sana karena alasan sedang patah hati. Starlight, misalnya, mengaku masuk karena nama ruangnya yang unik. Iseng dan coba-coba adalah jawaban yang diberikan Cheris dan Trish. ''Patah hati? Gua lagi hot-hotnya sama pacar gua,'' kata Skater.

Walau bisa ngobrol 24 jam sehari, tapi primetime-nya chatting di Brokenharts adalah antara pukul 4 sore hingga 8 malam. Bisa dikatakan seluruh “anggota tetap” rutin hadir pada jam-jam tersebut. Ngobrol biasanya juga diramaikan oleh sejumlah pendatang baru. Topik obrolan bisa apa saja: pengalaman di kampus atau di lingkungan sekitar, hiburan, dan curhat. Politik dan agama adalah topik yang sangat jarang dibicarakan.

Hadirnya para “pendatang baru” membuat ruang ngobrol tambah dinamis. Di antaranya adalah:

Nitze, bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang makanan, alumnus Politeknik UI. Pertama membaca namanya aku mengira dia penggemar Friedrich Nietzsche , filsuf Jerman yang terkenal dengan kalimat: “Tuhan telah mati”. Waktu aku mengonfirmasinya, Ia malah balik bertanya, “Siapa itu? Hehehe.”

Sparky, manajer hotel bintang lima di Jalan Merdeka Bandung, alumnus ITB. Rumah orang tunya berjarak enam rumah saja dari warnetku. Karena itu, ia sering mampir dan “on air” dari sini. Oleh anggota komunitas lain (dari Indonesia) ia biasa disapa “Teteh” karena dia paling tua.

Setanbaek, anak buah Sparky di bagian front office. Drop out dari FH Unisba, juga sering mampir ke Titimplik.

Cherry alias Wild Honey, pencinta kebebasan, alumnus sastra Jerman UI. ''Gua orangnya emang moody,'' katanya.

Satriavi, freelance di berbagai bidang, mahasiswa Unpar.

Leo, pekerja bidang industri perangkat komputer di Islambad, Pakistan.

Sexybites, perempuan wiraswasta di Jakarta.

Bob, pekerja bidang pemasaran alat-alat kesehatan di Kuala Lumpur.

Stormlord, kontraktor di Jakarta.

Vallkyrie, pawang gajah, tinggal di Aceh.

Juga ada Zoso, anak diplomat. Pernah tinggal di London dan USA. Kuliah di desain komunikasi visual Trisakti. Bahasa Inggrisnya bagus. Zozo-lah yang bantu menuliskan surat lamaranku dalam bahasa Inggris untuk Kompas dan Majalah Tempo, setelah pada akhirnya aku bisa menamatkan kuliah Maret 2001.

Candle, pelajar SMA di Surabaya.

Hanny, pelajar SMA di Surabaya.

KK, pengusaha biro perjalanan umrah dan haji.

***
CINTA datang karena terbiasa, kata lagu Dewa. Idiom itu juga berlaku di Komunitas Brokenhearts. Beberapa anggota (akhirnya) saling jatuh cinta. Maklum saja, hampir sebagian besar waktu mereka habis untuk ngobrol di ruang ini. Anggota komunitas yang sudah bekerja, seperti Sparky dan Nitze, selalu online dari kantor sembari menjalankan perintah atasan. Itu berarti, setidaknya mereka aktif di chat room dari pagi hingga petang hari.

Selain ngobrol ramai-ramai di public chat room, masing-masing anggota komunitas juga bisa mengadakan private chat, atau ngobrol berdua saja dengan teman yang dia sukai. Private chat biasanya dilakukan bersamaan dengan ngobrol di public chat room. Namanya juga private chat, sesama anggota nggak pernah tahu siapa bicara dengan siapa. Di private chat yang biasa disingkat PC inilah, si X yang naksir si Y berupaya menjalin komunikasi pribadi.

Starlight dan Setanbaek resmi mengikat ikrar. Sebulan setelah jadian di dunia maya, Setanbaek terbang ke Chiangmai. ''Gua mau nunjukkin, kalau gua serius. Nggak semua hubungan di internet ini palsu,'' kata lelaki berbadan tambun ini saat menemuiku di warnet, sebelum berangkat ke Chiangmai.

Begitu sampai di Chiangmai dan bertemu Starlight, Setanbaek meneleponku. Inilah kali pertama aku mendengar suara Starlight. ''I still can't believe it. Is it a dream?'' kata Starlight. Suaranya ceria.

Sexybites jadian dengan Stormlord. Waktu datang ke Bandung, Sexybites ngaku ia sering kopi darat dengan Stormlord di Tebet, tempat tinggalnya. Nitze saling jatuh cinta dengan Satriavi. Wild Honey menemukan Vallkyrie sebagai pasangannya. Padahal, Bob adalah fans berat Wild Honey, dan memburunya sejak pertama kali kenal. Marlboro Man pacaran dengan Mandy. Serene dari Filipina juga mengumumkan jadian dengan Falcon dari Kuching, Malaysia.

Sparky merajut kasih dengan Leo dari pakistan. Kepada Leo, Sparky bilang kalau dia adalah tetangga dekatku. Mungkin karena itu, Leo selalu berbaik-baik dengan ku di chat room. Ia bahkan mengirimkan aku dua buah buku karya Muhammad Iqbal, sastrawan Islam asal Pakistan. Masing-masing berjudul My Leader dan The Messages from the East. Meski belum pernah bertemu fisik dengan Leo, kepada aku, Sparky bilang ia cinta benar pada Leo. Setiap kali hubungan mereka memanas, Leo selalu bertanya padaku lewat jalur private chat. Aku selalu jawab: “Sabar Leo. Mungkin dia sedang datang bulan, tensinya agak tinggi.'' Padahal aku nggak ngerti masalah mereka. Aku bilang begitu, semata agar Leo tak menyesal telah mengirim buku dan percaya padaku.

Adanya “pertemuan-pertemuan darat” yang tak direncana antara aku dengan Setanbaek dan Sparky, memacu keinginan anggota lain untuk menggelar pertemuan darat yang lebih meriah dan well organized.

Sekitar bulan Oktober 2000, suatu malam sehabis hujan, Komunitas Brokenharts menggelar kopi darat terbesar pertama. Kebanyakan yang datang adalah anggota yang tinggal di Bandung, antara lain Pluffy, Marlboro Man, Satriavi, Setanbaek, dan Sparky. Hanya Skate yang datang dari Jakarta. Kami ketemu di Titimplik, lalu makan di warung tenda tak jauh dari warnet. Sparky yang traktir. ''Biar dia yang bayar. Dia paling banyak duitnya,'' kata Setanbaek.

Pertemuan kedua, berlangsung bulan Desember 2000. Wild Honey, Baby dan Nitze juga ikut gabung. Mereka dari Jakarta. Seluruh pertemuan komunitas digelar di Titimplik. Tidak ada kikuk dan canggung saat pertama kali bertemu, Semua seperti sudah saling mengenal sejak lama. Heboh sudah pasti. ''Tampang lu persis seperti yang gua bayangin di layar komputer,” kata Wild Honey saat menjabat tanganku.

Selain pertemuan-pertemuan di atas, beberapa anggota komunitas dari Jakarta juga kerap datang sendiri ke Bandung dan selalu mampir di Titimplik. Baby adalah yang paling sering. Sexybites pernah datang sekali akhir tahun 2000. Setelah itu, ia selalu bilang ke orang-orang: ''Gua ke tempat Electric cuma ngantar handphone aja.'' Sexybites kehilangan handphone saat duduk-duduk di warnet. Dia aku tinggal untuk salat Jumat. Sorry Sexybites!

Kini, Komunitas Brokenhearts, bukan sekedar hubungan di dunia maya, ia juga adalah kehidupan di dunia yang sebenarnya.

***
JULI 2001, sebuah bus meninggalkan terminal Leuwipanjang Bandung, ketika Matahari baru saja muncul. Menjelang siang, bus merapat di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Aku turun bersama puluhan penumpang lainnya. Hari itu, aku janjian ketemu dengan KK, di rumahnya di Pondok Gede. Aku menghubungi teleponnya, ia ngasih tahu aku harus naik angkutan apa biar sampai ke sana.

KK bukan cuma pengusaha biro perjalanan haji dan umrah, ia juga mengelola sejumlah unit usaha lainnya, seperti pesantren, universitas, radio, minimarket dan wartel. Semua berada dalam satu kompleks di Pondok Gede. Orangtuanya Tutty Alawiyah pernah jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan zaman BJ Habibie.

Sore harinya, aku duduk-duduk di studio radio milik KK, nungguin dia siaran. Selepas maghrib, kami janjian ketemu Wild Honey dan Nitze di Blok M Plaza. Makan malam dengan menu nasi goreng. ''Biar gua yang bayar. Ntar kalau lu udah kerja lu yang bayarin gua'' kata Nitze. Aku dan Wild Honey memang masih nganggur.

Dari Blok M kami meluncur ke rumah KK. Ngobrol-ngobrol di sana, gosipin anggota komunitas yang lain dan hubungan spesial mereka, hingga tengah malam. Saat mau pulang ke apartemennya, Wild Honey tanya aku. ''Benar lu mau berangkat besok?'' katanya. Aku menganggukkan kepala. ''Wah, pisah dong. Kalau ke Bandung gua mau mampir ke mana lagi?'' katanya. Besok paginya dari rumah KK aku berangkat ke Batam. Memulai hidup baru. Cari kerja.

Setelah berada di Batam dan masih menganggur, aku jarang mengunjungi Brokenhearts. Paling sebulan hanya satu kali, just to keep in touch. Sisanya bertukar kabar lewat SMS. Aku nggak bisa menikmati internet gratis lagi seperti di Bandung. Situasinya sudah beda. Di Batam, tiap pemakaian satu jam di warnet diganjar Rp7.000, membuat aku berpikir untuk ke warnet. Dan, kendati sudah bekerja, ternyata aku juga tak bisa serutin dulu ngobrol di sana. Karena aku kerja lapangan dari pagi hingga sore. Lagi pula, komputer yang aku gunakan sehari-hari di kantor tidak ada internetnya.

Dalam kunjungan yang intensitasnya makin berkurang itu, aku dengar kabar Starlight dan Setanbaek menikah di Thailand, Sexybites juga menikah dengan Stormlord, Bob married dengan anggota baru Komunitas Brokenhearts asal Jakarta, yang aku tak kenal orangnya. Brokenhearts tidak hanya mempertemukan, tapi juga menyatukan mereka.

***
AKU melongokkan kepala di pintu sebuah warnet tak jauh dari Simpang Kuda Seipanas, Batam. Seorang perempuan berambut pendek berkacamata bingkai tebal melambaikan tangan dari dalam. ''Electric, is that you?'' katanya. Hari itu, sekitar bulan Februari 2003, aku bertemu Starlight untuk pertamakali di dunia nyata. Starlight mengungkapkan, sejak pertama kenal di chat room, ia yakin pasti akan bertemu dengan ku di real life. Kendati begitu, ia berkali-kali bilang pertemuan ini adalah “miracle” dan “amazing”.

Aku tahu Starlight ada di Batam secara tak sengaja. Sabtu sore itu aku iseng masuk ke chat room dari komputer milik redaktur di kantor. Starlight kebetulan sedang online. Ia bilang dia sekarang tinggal di kota yang sama dengan ku. Setanbaek, suaminya memang orang Batam. Orangtua dan keluarganya tinggal di sini. Tapi, mulanya, aku tak percaya. Starlight lalu kasih tahu alamat warnet tempat dia sedang online. Itulah yang membuat aku yakin dia benar-benar di Batam.

Starlight cerita panjang soal kehidupan barunya bersama Setanbaek. Ia mencoba bicara dalam Bahasa Indonesia. Tapi masih kacau. Bahkan sulit dimengerti. Kalimantan ia lafalkan dengan “Golomonton”. Setengah mati mengartikan kalimat-kalimatnya. Ia ngaku baru dua bulanan ada di Batam. Aku melihat ia berusaha keras untuk cepat menyesuaikan diri. Dari dompetnya, ia keluarkan foto pernikahan mereka di Thailand. Starlight bilang ia sedang hamil dan tinggal di ruko di Nagoya. Sedangkan orangtua Setanbaek tinggal di perumahan Marchelia. Setanbaek kerja di sebuah resort di Marina City.

Sejak itu aku beberapa kali ketemu Starlight dan Setanbaek. Aku pernah datangin ketika mereka pindah ke rumah orangtua Setanbaek di Marchelia, setelah anak mereka lahir.

Entah kebetulan atau tidak. Setelah semua yang ada di dunia maya jadi nyata, awal 2004 situs lovemail.com tiba-tiba tak bisa diakses lagi (hingga kini). Tak ada anggota komunitas yang tahu pasti alasannya, dan tak ada pula yang menyesalinya. Ini adalah sebuah episode hidup yang memang harus ada garis finishnya. Tapi, seperti kata Setanbaek, saat terakhir ketemu dengan ku di lobby Hotel Mercure Batam, ''Situs itu cuma ingin mempertemukan kita, jadi keluarga jadi saudara.'' ***
_________________________
Untuk semua anggota Komunitas Brokenhearts yang kini menapaki kehidupan baru: Starlight (Jay) dan Setanbaek (Hendra) kini bermukim di Thailand; Sparky (Noeke) wakil GM Ritz Charlton di Dhaka Bangladesh; Nitze (Aniss) akuntan USAID di Jakarta; Wild Honey (Marina) setelah pulang dari Australia kini jadi editor di Penerbit Erlangga; KK (Bastian) tetap dengan bisnis asalnya; Sexybites (Camelia) dan Stormlord (Wawan) punya usaha cafe di Jakarta; Candle (Peggy) setelah menamatkan S1 di Beijing kini bekerja di Konsulat RRC di Surabaya; Satriavy (Zulphiandi) masih dengan dunianya yang dulu; Marlboro Man (Steven) manajer EDP perusahaan garment di Bandung; Mandy (Sisca) pengajar di Jakarta International School; Jassica (Ika) ibu rumah tangga di Surabaya; Cheris (Lawrence) bekerja di RS Manila; Trish (Maria) dokter di Manila; Vallkyrie (Yogi), Skater (Narendra), Pfluffy (Mya); Hanny; Tasya; Mars (Martinus); Bob (Syaiful); Zoso (Nuni) dan semua yang pernah singgah di Brokenhearts Room. (*)

10 comments:

Anonymous said...

what a moments, isn't it bey? ;-) apalagi ketika dirimu, kk & wildhoney nganter daku balik dari tmp kk. I'm glad we still keep in touch, 'n glad having u as my friends :)

suka ketawa2 kalo inget jaman 'jahiliyah' dulu bey.. heqheqheq.. baca tulisanmu bikin semua itu terlintas lagi.. memories still remain :)

Anonymous said...

Wuahahahahha.. EL!!! HOW R U???

"masih dengan dunianya yang dulu" hahahah.. maksudnya???

Teh Noeke (Sparkling) sekarang dah nggak di Dhaka lagi, di S'pore dia.. masih kontak di Facebook..

Mia Tania (Fluppy) sekarang jadi guru TK tapi masih kerja di biro psikologi.. baru bikin akun Facebook dia..

Hendra (Setanbaek) nggak jelas.. tapi dia masih bulak-balik Jakarta - Batam..

Jay (Starlight) jadi aktivis.. dia online setiap hari di Y!M..

Lia (Sexybites) baru melahirkan..

Wawan (Stormlord) baru jadi ayah..

WOI.. It's SatriaVi..!! memang masih dengan dunianya yang dulu.. wuakakakakakkak...

Hanny (Hot Cookie Girl) Sekarang lagi Management Training di Semen Padang.. ngikutin kamu jadi orang Padang.. wuahahahhaha.. masih Y!M-an hampir tiap minggu

Stella (Butt(er) Cup) terakhir denger dia ke Los Angeles, jadi perawat.. tapi mo balik lagi ke Manila..

Sekian dulu laporannya.. Nice to see you El..

SatriaVie

Anonymous said...

EL!!!! Ini gw, Yogi! Gila, gw aja uda lupa2 inget ama cerita BH Room! hahahahahaha... miz u guyz! Gw di jakarta sekarang,semenjak Tsunami gw kerja di NGO, di International Medical Corps. Kerjaan yg menyenangkan, bisa ngebantu org, jalan2, di bayar pula! hihihihi....

*WH* said...

Aku kangen kalian semua!!! Huhuhuhuhuu.....

Anonymous said...

seru juga ceritanya

SkateBluEyes said...

Teman-teman!!! saya Skate!! My God! gak nyangka bertemu ditempat ini.
Senangnya!!! El, how r u man???? Semoga elo baik2.

Tulisan elo bagus sekali dan nyata. Detik ini, pikiran gua langsung ke thn 2000 jam 4-8 mlm. hahahaha. Iya, sepertinya kita pernah bicara di FS dan elo bilang kalau kerja di Batam.

Gua sekarang tinggal di Jkt di Radio Dalam, El. Gua udah menikah dan punya 1 anak laki yang super sly!!! hahaha. badung, lucu and genit! itu namanya super sly. :)
Gua masih sama seperti Satriavi statusnya, masih seperti yang dulu.
Gua skrg freelance photographer untuk bbrp majalah night life and yup! gua pergi ke party atau event musik and DJ. Cant help it, its my job :).

Gua juga sekarang running majalah Skate. Yup! lokal skate mag 1 Indonesia. Masih skala kecil tapi udah running 5 tahun. Its just doing well...Masih yang sama kan status gua?? Anak gua juga udah suka main skate. Hahaha. gak jauh ya jatuhnya?Dan gua suka naro tulisan dan foto di blog gua. di :
http://blogroll.dailywhatnot.com/nareen/. Mostly skate and event foto/things.

Gila gua kangen banget sama temen2 chat brokenheart room. How r you guys doing??? :) Holaaa....!

Kmrn gua sempet datang ke kawinan Andi and Nitz. Seneng ketemu sama mereka berdua dan menikah. Gua terharu gitu ngeliat mereka. Cuman gua gak ketemu sama siapa2 dan gua sempet tlp SexyBites bbrp hari sebelumnya and bilang mau dateng. Tapi hari itu ujan kenceng banget dan mungkin tamu yg dateng juga agak ribet sendiri. But im really happy for them. Congrats guys!

Dan gua seneng banget ngeliat tulisan ini. totally made my day!

''Situs itu cuma ingin mempertemukan kita, jadi keluarga jadi saudara.''

Indeed! we are friends and family now.

Semoga kita semua berkumpul kembali disini...paling gak, melihat tulisan ini. :)

Buat yang bilang ini adalah cerita...this is real life and its still lives till today. :)
God bless u all...!

MyaMya said...

aaahhh...it's FLUFFY...not Pluffy or Fluppy..!! *sigh* Wkwkwk.. Thx to MataSembap for sharing d url on my wall..and thank you to Pak Lurah Electric for pouring your heart out in this beautiful writing...

Tante2 sekalian, om2 semuanya.. hope ure doin ok wherever u r .. *hugs*

Miz u somat dahhh.. mwah mwah mwah!

Magento themes said...

This is great time to read all the infornation ..i always like to read some good and informativeblogs and this blog is also so good and helpful.thanks for taking time to discus this topic..

Joomla Extension said...

I think that I would never understand. It seems too complicated and wide for me. I look forward to your next post, I'll try to get the hang of it!

web hosting company said...

pretty good post. I just stumbled upon your blog and wanted to say that I have really enjoyed reading your blog posts. Any way I will be subscribing to your feed and I hope you post again soon. Thanks!