SABTU pagi pertengahan Juli 2011 lalu, saya dihubungi Rizal Saputra, staf khusus Gubernur Kepri Muhammad Sani.
"Gubernur minta diwawancara soal setahun kepemimpinannya," kata Rizal.
"Kapan?" saya bertanya.
"Pagi ini kita ke Tanjungpinang," katanya.
Naik feri pukul 10.00 dari Pelabuhan Punggur sampai di Tanjungpinang hampir pukul 11.00. Setelah makan gado-gado di pintu keluar pelabuhan, kami berjalan kaki ke Gedung Daerah, rumah dinas Gubernur Kepri yang tak jauh dari pelabuhan.
jika kau menghamba kepada ketakutan kita memperpanjang barisan perbudakan (wiji thukul)
Sunday, November 20, 2011
Monday, November 14, 2011
Ke Jantung Sejarah Malaysia
SUNGAI bersih dan tenang. Bangunan tua berarsitektur Eropa, yang terawat baik, berderet di tepi kiri dan kanannya. Sebagian bangunan disulap jadi kafe. Orang-orang duduk di sana menyeruput teh dan kopi, menanti senja, memandang perahu motor yang hilir mudik di aliran sungai.
Ini bukan di Venezia, Italia yang sudah tersohor itu. Ini di Melaka, jantung sejarah negara Malaysia.
Ini bukan di Venezia, Italia yang sudah tersohor itu. Ini di Melaka, jantung sejarah negara Malaysia.
Sunday, July 10, 2011
Mengendalikan Diri di Meja Makan
HAMPIR sebulan lamanya, sejak Mei lalu, saya menderita tukak lambung. Kata dokter di rumah sakit, tukak lambung adalah luka di lapisan lambung atau usus dua belas jari yang disebabkan oleh tingginya asam lambung.
Semua bersumber dari makanan. "Ini karena terlalu banyak makan yang pedas-pedas dan minum soda," kata dokter pertama yang saya kunjungi. Dokter perempuan itu saya datangi setelah seminggu saya mencoba bertahan dengan mual di perut dan nyeri di ulu hati, karena tersedak-sedak tiap menit.
Setelah dua hari minum obat yang diberikan ibu dokter, penyakit tak juga reda. Saya beralih ke dokter lain. Kali ini obatnya lumayan membantu, meski tak sembuh total. Dokter kedua menguatkan informasi dokter pertama: penyebabnya adalah makanan.
Semua bersumber dari makanan. "Ini karena terlalu banyak makan yang pedas-pedas dan minum soda," kata dokter pertama yang saya kunjungi. Dokter perempuan itu saya datangi setelah seminggu saya mencoba bertahan dengan mual di perut dan nyeri di ulu hati, karena tersedak-sedak tiap menit.
Setelah dua hari minum obat yang diberikan ibu dokter, penyakit tak juga reda. Saya beralih ke dokter lain. Kali ini obatnya lumayan membantu, meski tak sembuh total. Dokter kedua menguatkan informasi dokter pertama: penyebabnya adalah makanan.
Subscribe to:
Posts (Atom)